Minggu, 8 November 2015. Di Kampung Petemesan RT 3 RW 4 Kelurahan Purwodinatan diadakan acara peringatan hari pahlawan di TMP Giri Tunggal adapun kegiatan berjalan kaki dengan membawa bendera setengah tiang dan tabur bunga di sepanjang jalan menuju TMP Giri Tunggal, yang di ikuti oleh warga kampung petemesan dengan berjalan kaki melewati jalan pekojan, Ki mangunsarkoro, Ahmad Dahlan, Simpang Lima , Pahlawan dan berakhir dimonumen Giri Tunggal. Acara itu dihadiri oleh Soekamto selaku Lurah Purwodinatan acarapun berlangsung khitmat pada saat warga melakukan doa bersama di TMP Giri Tunggal, acara pembacaan puisi pun ikut meramaikan acara tersebut salah satunya komunitas sastra Lacikata dan IRP (Ikatan Remaja Petemesan) sendiri. Menurut Shinta (18) selaku Ketua Panitia Panitia sekaligus warga Purwodinatan tersebut mangatakan bahwa acara ini sangat penting dan bermanfaat untuk menumbuhkan jiwa nasionalis bagi para remaja kampung petemesan dan saya rasa acara ini bisa jadi agenda rutin bagi remaja.
“Kami merasa jiwa nasionalisme pemuda kampung jaman sekarang sering tak peduli dengan hal semacam ini. Lain dari pada yang lain kami mengajak anak anak muda kampung untuk tuurt serta memperingati hari pahlawan,” ungkap Shinta.
Peringatan hari pahlawan kali ini memang lain, sebelumnya remaja Petemesan tak pernah melakukan aksi semacam ini. Namun belakangan setelah diadakannya Festival Kampung Purwodinatan kesadaran remaja pelan pelan tumbuh. Tak butuh latihan untuk melakukan hal ini, hanya semangat dan mentallah yang membuat warga antusias terutama remaja.
Sependapat juga dengan Sugeng (40) selaku ketua RT kampung petemesan mengatakan peringatan hari pahlawan dapat menjadi agenda rutin di kampung petemesan untuk memberikan pemahaman tentang moralitas dalam bernegara. “Ini baru pertama kalinya,berkat kerjasama dengan teman-teman Pekakota, acara ini akhirnya terwujud,” ujarnya.
Sementara itu ketua tim pendampingan kampung, Oktavia Bagus Prakoso menambahkan kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan Urbanisme Warga yang mengajak warga peduli pada kotanya, dan tentu saja negaranya. “Sebelumnya bersama warga kami melakukan upacara sumpah pemuda di kampung, sekarang saatnya melatih mental mereka supaya berani keluar,” katanya. Tak hanya di Purwodinatan, Bagus berharap program ini juga berkembang ke kampung lain. “Kami masih melakukan penjajakan di Kampung Tenggang, Krapyak, Mijen, dan Kandanggunung. Masih ngobrol-ngobrol dengan para tokohnya, namun kami harap bisa terlibat dalam kerjasama memajukan kampung kelak,” pungkasnya. (B-Ghost)