Pembangunan tidak melulu soal perbaikan infrastruktur dan memperbagus suatu infrastruktur. Pembangunan tidak melulu pula berdampak positif bagi masyarakat, seperti di Kampung Petemesan, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah yang mengalami banjir akibat tidak bisa mengalirnya keluar air ke luar kampung yang dikarenakan dampak dari peninggian jalan di daerah Bubukan. Lama-kelamaan kampung akan tenggelam akibat tidak bisa mengikuti pembangunan jalan-jalan protokol. Ketika hujan turun berdurasi 1 jam, air bisa menggenangi hingga 30cm di seluruh Kampung Petemesan karena tidak mampu membuang air drainase keluar dari kampung.
Dengan kondisi seperti itu warga secara swadaya membangun pintu air untuk menghalau air dari jalan bubakan masuk ke kampung mereka. Tanpa campur tangan pemerintah, warga melakukan iuran swadaya dalam pembangunan pintu air baik biaya pembangunan dan pengerjaannya. Ide itu sudah diusulkan tahun 2015, warga membuat proposal pengadaan pintu air tersebut yang bertujuan meminta iuran warga dan pengusaha di wilayah Kampung Petemesan.
Dua tahun setelah perencanaan tersebut, akhirnya pada bulan mei 2017 dibangulah pintu air dengan dana terkumpul kurang lebih 7 juta rupiah yang terdiri dari iuran warga, pkk, dan donatur pengusaha. Pintu air ditempatkan di selokan drainase menuju jalan bubakan, karena itu satu-satunya cara membuang air tercepat yang bisa dilakukan. Jika air dibuang ke jalan pekojan akan membutuhkan dana yang lebih banyak karena jalan pekojan posisinya lebih tinggi.
Pintu air ini sebenarnya tidak serta merta menyelesaikan masalah banjir. Banjir masih tetap ada di Kampung petemesan. Akan tetapi, bisa sedikit mengurangi durasi waktu banjir. Sebelum adanya pintu air tersebut di kampung petemesan waktu surut air akan sama dengan jalan bubakan dan jalan MT. Haryono dengan durasi 1 jam genangan. Setelah adanya pintu air durasi waktu banjir lebih pendek, tidak lebih dari 1 jam banjir sudah surut dan Kampung Petemesan lebih cepat surut dari pada jalan bubakan atau jalan MT. Haryono.
“Pintu air ini masih kurang optimal sebenarnya, karena mesin pompa kurang besar daya sedotnya, dan juga masih memerlukan beberapa pembangunan sekat dibeberapa sisi drainase, setidaknya ini yang bisa dilakukan,”ujar Parto ketua pelaksana pembangunan pintu air kampung petemesan