Sejarah Krapyak

Sejarah Krapyak

 

Krapyak adalah daerah perumahan dan industri di kawasan Semarang Barat. Lokasinya berada di dekat pantai. Dulunya wilayah krapyak merupakan rawa-rawa dan persawahan. “Omah ning kene biyen durung seakeh sak iki, bien iki kabeh sik rowo karo sawah” kata mbah Ngatipah atau lebih dikenal dengan mbah Sawal (75) warga subali. Jalan Subali raya dulunya sering dilewati kerbau milik orang yang ada di kelurahan Purwoyoso untuk mencari makan di area krapyak sehingga terkenal dengan jalan kerbau bagi warga Krapyak. Dulunya Kelurahan Purwoyoso dan juga Kembang Arum merupakan bagian dari Kelurahan Krapyak. Yang pada tahun 1990-an memisahkan diri dan menjadi kelurahan sendiri.

Pada tahun 1980-an Krapyak menjadi salah satu percontohan pembangunan perumnas di Semarang. Banyak truk yang membawa muatan pasir yang melewati kawasan Subali Raya yang dulu tidak seperti sekarang. Dulunya jalan Subali Raya itu dibuat dari perempatan ayam goreng Suharti lurus terus kearah laut. Akan tetapi ada sedikit kejadian unik pada saat pembangunan perumnas tersebut. Banyak truk yang melewati jalan kecil Subali Raya yang sekarang.  Dulu kondisinya sangat memprihatinkan. “Bapak ku dulu waktu pagi sebelum truk-truk itu lewat selalu menyiram air ke jalan, supaya truk yang lewat muatan uruknya bisa jatuh karena truk yang membawa slip dengan kondisi jalan yang licin” ujar Tri Subekso (38) warga krapyak. Dengan kondisi banyak muatan uruk untuk perumnas yang jatuh dijalan tadi, membuat jalan yang sering dilewati truk tadi jadi rata dengan sendirinya. Pada akhirnya jalanan itu menjadi jalan Subali Raya.

Kelurahan Krapyak memang terkenal dengan kampung Perumnas. Namun pada dasarnya masih ada warga kampung asli dari Krapyak itu sendiri. Krapyak terdiri dari 9 RW. Diantara RW tersebut RW 2, 3, dan 4 dipercaya warga merupakan petilasan asli dari Krapyak itu sendiri, sedangkan RW yang lain sudah berubah menjadi perumnas.

Ingatan dari seorang warga yang sudah berusia lanjut itu menceritakan bahwa dahulu pemukiman  yang berada di kawasan jalan tol Jatingaleh-Krapyak (RW 4) dulunya hanya berisi kebun dan belukar, serta rawa. Pada saat itu Rumah warga masih sangat sedikit. Hingga kemudian perlahan-lahan perumahan yang sebelumnya berada dikawasan tol (saat ini) merapat ke arah RW 4 saat ini. Seperti juga yang diungkapkan Mbah Ngatipah (75), “mbien omah-omah kene rung enek mbak, omahe akeh sing ning sak iki dadi tol kae. Ngarep omah iki mbien kebonan, seneng tak tanduri kacang lanjaran karo jagung. Terus suwi-suwi podo nyedak rene, Kene maleh rejo.” Kata beliau saat ditemui dirumahnya (27/09/2017).

Kini wajah Krapyak telah banyak berubah. Kawasan disekitarnya pun juga telah banyak  berkembang, seperti kawasan bandara dan juga perumahan elit Graha Padma. Krapyak adalah bukti nyata perkembangan pembangunan dan pengembangan dikawasan ini dari wakttu ke waktu.

 

 

Facebooktwitter

Leave a reply