pekakota.or.id – Tampangnya masih terkesan sangat muda. Tubuhnya tampak segar bugar. Tapi jangan salah, ia telah berputra 3. Dialah Hadi Siswanto, ketua RT 3 RW VI Aspol Semarang Utara. Jabatan yang baru disandingnya beberapa bulan. Tepatnya sekitar 6 bulanan. Ia menggantikan posisi Darwanto selaku ketua RT sebelumnya. Mendapat kepercayaan oleh warga, Hadi tak merasa keberatan. Justru ia berterima kasih telah dipercaya warga di kampungnya. Hadi termasuk salah satu ketua RT termuda di kompleksnya.
Saya berkesempatan datang ke rumah Hadi saat ia tertidur pulas. Saya pun agak kurang enak hati telah menggangu waktu istirahatnya. Saya agak sedikit was-was jikalau kelak mendapat marah. Tetapi kenyataan tak seperti saya bayangkan.
Hadi menyambut kedatangan saya, dan dengan senang hati menerima kehadiran saya untuk wawancara. Bersama istrinya, Wahyu Hidayat, Hadi mulai bercerita. Hadi lahir di Grobogan, 25 Desember 1978. Menamatkan sekolah di STM Nusantara Gubug. Pilihan memilih sebagai anggota polisi adalah murni pilihannya sendiri. Ia memang berkeinginan untuk menjadi anggota satuan kepolisian.
Sejak tahun 2006, tepatnya sejak bertugas sebagai Anak Buah Kapal Polri di Polda Jateng, Hadi mulai tinggal di rumah dinas yang kini ia, Aspol Semarang Utara, Blik C no 9, RT 03 RW VI, Semarang Tengah. Barangkali karena kesehariannya sebagai ABK, wajahnya pun tampak sedikit hitam legam. Kegemarannya bermain volley juga membuat penampilannya segar dan badan tampak lebih kekar. Namun Hadi mengaku hanya bermain volley untuk mengisi sela waktu senggangnya.
Ada banyak perubahan yang terjadi setelah ketua rukun tetangga dijabat oleh Hadi. Bukan berarti kepemimpinan sebelumnya buruk. Hanya saja, dari tangan Hadi inilah pembenahan administrasi diusahakan agar lebih baik. Setelah terpilih, Hadi tak ingin lama-lama berpangku tangan. Hal pertama yang ingin ia gagas adalah pertemuan rutin warga. Harapannya, dengan pertemuan ini warga bisa lebih saling guyub dan rukun.
Hadi pun menggagas arisan bulanan. “Sudah jalan beberapa bulan. Sebelumnya memang tidak ada”. Warga tak keberatan menerima usulan ini. Selain itu, Hadi juga menyelenggarakan kerja bakti dan satu RT. Di aspol ini memang kondisinya sangat padat. Jadi apabila ada lingkungan yang kotor tentu sangat berpengaruh pada tetangga terdekat. Untuk itulah kerja bakti sebisa mungkin sering dilaksanakan.
Hanya saja, ada beberapa kendala yang menurut Hadi kerap membuatnya agak kurang enak hati. Sebagai ketua RT yang berusia muda, tentu ada sedikit rasa pakewuh bila harus menegur warga lain yang cenderung lebih tua. Apalagi, di kompleks asrama polisi kebanyakan adalah seniornya di satuan. “Jadinya ya ngga enak kalau mau menegur”. Karena menurutnya, masih ada saja senior yang lebih tua namun belum bisa memberi contoh pada warga yang lebih muda lainnya. Meski demikian Hadi tetap berupaya menegur secara lebih halus.
Kepemimpinan yang baru seumur jagung ini tentu belum berimbas banyak pada kompleks yang ia pimpin. Namun, dari beberapa perubahan yang telah Hadi tempuh, ia optimis bisa mengajak warganya untuk senantiasa mengikuti program yang ia rancang. Karena bagaimanapun, jabatan sebagai ketua RT tidaklah sederhana. Ia masih terus belajar dari ketua RT lain dalam mengatasi masalah warganya.(Widyanuri EP)